Ilmu Sosial Dasar



Nama : Nur Hikmah Sufaraj
Kelas  : 1KA25
NPM  : 15115184

TUGAS SOFT SKILL  “ILMU SOSIAL DASAR“


1.    Pengertian Ilmu Sosial Dasar (Basic Social Sciences)

Ilmu Sosial Dasar (Basic Social Sciences) adalah gabungan dari bermacam-macam disiplin ilmu-ilmu sosial yang dipergunakan dalam pendekatan, sekaligus sebagai sarana untuk mencari jalan ke luar dalam pemecahan masalah-masalah  yang berkembang dalam kehidupan masyarakat.
Dengan  begitu antara ilmu-ilmu sosial dan Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu-Ilmu Sosial dasar (ISD) tidak terdapat perbedaan yang prinsipil. Kalau IPS diprogramkan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran pada tingkat Sekolah Dasar  Menengah; ISD diprogramkan sebagai Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) di Perguruan Tinggi.

2.    Tujuan Ilmu Sosial Dasar

Tujuan Ilmu Sosial Dasar adalah membantu perkembangan wawasan pemikiran dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan pemikiran dan kepribadian mahasiswa yang lebih luas dan ciri-ciri kepribadian yang diharapkan dari setiap anggota golongan terpelajar Indonesia, khususnya berkenaan dengan sikap dan tingkah laku manusia dalam menghadapi manusia-manusia lain serta sikap dan tingkah laku manusia lain terhadap manusia yang bersangkutan.

3.    Ruang Lingkup Ilmu Sosial Dasar
            Melalui tujuan di atas, maka ada dua masalah yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup pembahasan mata kuliah ilmu sosial dasar yaitu sebagai berikut :
1)    Adanya berbagai aspek pada kenyataan-kenyataan yang bersama-sama merupakan suatu masalah sosial, sehingga biasanya suatu masalah sosial bisa ditanggapi dengan pendekatan yang berbeda-beda, oleh bidang-bidang pengetahuan keahlian yang berbeda-beda, sebagai pendekatan tersendiri, maupun gabungan(antar bidang).
2)    Adanya beraneka ragam golongan dan kesatuan sosial dalam masyarakat yang masing-masing mempunyai kepentingan kebutuhan serta pola-pola pemikiran dan pola-pola tingkah laku sendiri, tetapi juga adanya amat banyak persamaan kepentingankebutuhan serta persamaan dalam pola-pola pemikiran dan pola-pola tingkah laku yang menyebabkan adanya petentangan-pertentangan  maupun hubungan –hubungan setiakawan dan kerjasama dalam masyarakat itu.
4.    Fenomena Yang Terjadi Di Masyarakat
A.   DIBALIK KEHIDUPAN PEMULUNG

Dipublikasikan oleh admin - Pada Rabu, 13 Januari 2010


    Aspek terpenting bagi masyarakat yang berada dalam kondisi ekonomi rendah atau miskin yaitu mencari nafkah dengan cara yang simple dan tidak memerlukan keterampilan yang dapat membuatnya terbebani. Hal ini dirasakan mereka sangat efektif walaupun tanpa mereka sadari bahwa kebutuhan hidup yang mereka jalani tidak terealisasikan secara maksimal.

    Permasalahan ini dialami oleh sebagian warga masyarakat di Indonesia khususnya Pemulung, hal ini merupakan fenomena sosial yang tidak bisa dihindari keberadaannya dalam kehidupan masyarakat Indonesia, terutama di daerah perkotaan (kota-kota besar). Salah satu faktor dominan yang mempengaruhi perkembangan masalah tersebut adalah kemiskinan, dimana kemiskinan ini berdampak negatif, dengan situasi seperti ini maka dapat diprediksi Pemulung akan mengalami peningkatan populasi pada masa mendatang.
    Peningkatan populasi Pemulung tampak terlihat dari pemandangan di Daerah Perkotaan, maupun dari aspek kesejahteraan sosial. Sangat terlihat bahwa kondisi kehidupan sehari-hari Pemulung sangat memprihatinkan. Kehidupan mereka di perkotaan cenderung kumuh, mereka tinggal di tempat yang sangat tidak layak untuk di huni seperti: di kolong jembatan, pinggir kali, lokasi pembuangan sampah atau bahkan ada yang tidur di gerobak sampah bersama anak dan istrinya. Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan keterampilan yang kurang memadai serta minimnya pengalaman kerja.



Jika kita lihat dari segi kesehatan, pekerjaan ini memiliki resiko yang sangat tinggi untuk tertularnya penyakit. Dengan lingkungan yang tidak kondusif dan kotor, kemungkinan besar mereka bisa terjangkit berbagai macam penyakit misalkan saja : batuk pilek, gata-gatal, diare dan lain-lain. Selain itu dipengaruhi juga dengan gizi yang kurang serta akses pelayanan kesehatan yang sangat minim. Belum lagi cemooh yang didapatkan pemulung dari warga karena kehadirannya yang sering menimbulkan keresahan dan ketidaktenteraman masyarakat, namun hal ini tidak terlepas dari sebagian Pemulung yang sering melakukan tindakan kurang terpuji..
    Walaupun demikian, mereka adalah warga Negara seperti yang di amanatkan pada pasal 34 yang patut mendapat perhatian dan perlindungan dari Pemerintah sebagaimana warga masyarakat lainnya. Sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam pembangunan secara efektif. Dalam hal ini Departemen Sosial RI terutama di Unit Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial sebagai salah satu Institusi yang bertanggung jawab dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial dan dibantu oleh instansi-instansi terkait dalam pelaksanaan masalah kesejahteraan Pemulung.
    Oleh karena itu Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial memberikan dukungan kepada instansi-instansi terkait dalam memberikan keterampilan kepada Pemulung sehingga dapat memiliki keterampilan yang sesuai dengan kemampuannya, untuk menikmati hidup, merealisasikan kehidupannya secara layak.
B.   Berita: Care For The Little Hands (Peduli Anak Jalanan)


Dipublikasikan oleh tira - Pada Kamis, 15 Juli 2010



“ Berawal Dari Jalanan, Dalam Kreativitas Kami Tinggal “


Salah satu rangkaian Hari Anak Nasional Kementerian Sosial menggelar “ Care For The Little Hands” dalam program ini anak jalanan yang telah mendapat pembinaan dari berbagai yayasan peduli anak jalanan akan diberikan pelatihan untuk membuat kerajinan, dan hasil yang terlihat bahwa ” kreativitas mereka dalam membuat karya sangat luar biasa,” ungkap Harry Hikmat, Direktur Pelayanan Sosial Anak ketika membuka program Kreativitas bagi anak jalanan, Kamis (15/7) 2010 di Gedung Aneka Bhakti Kementerian Sosial RI.





Anak jalanan menjadi fenomena sosial yang selalu mengusik banyak kalangan terutama mereka yang tinggal di kota – kota besar, tetapi tidak dapat dipungkiri mereka kadang harus berjuang hidup untuk memenuhi kehidupannya sehingga sebagian mereka melakukan kejahatan.
Menurut  Harry “Pemerintah sudah memiliki strategi dalam menerapkan berbagai kebijakan untuk memberikan perlindungan dan mengatasi berbagai permasalahan sosial pada anak, namun semuanya belum mampu menurunkan besaran masalah itu secara bermakna.”
“Membantu pendidikan anak jalanan melalui program PKSA, saat ini telah dilaksanakan sejak awal 2010, inilah salah satu program pemerintah untuk menjadikan Indonesia cerdas,” tuturnya.
“Perlu peningkatan peran serta masyarakat dan swasta bersama dengan Pemerintah dalam menyelenggarakan upaya pembinaan dan pengembangan anak secara holistik-integratif dan berkesinambungan. Upaya tersebut ditujukan untuk memenuhi hak-hak anak, mewujudkan tingkat kesejahteraan anak, dan memberikan perlindungan yang setinggi-tingginya bagi anak sebagai generasi penerus cita-cita bangsa,” ujarnya.




Tidak dapat dipungkiri permasalahan anak di Indonesia Permasalahan anak yang terjadi merupakan sebuah gunung es yang semakin menjulang tinggi, ini bisa dicermati dengan semakin meningkatnya pelanggaran-pelanggaran hak anak di Indonesia dari tahun ke tahun. Mulai dari kekerasan terhadap anak, eksploitasi, diskriminasi, perdagangan anak sampai pada perlakuan salah lainnya, begitu kompleks dan memprihatinkan.
“Saat ini jumlah anak yang hidup dikota besar seperti  diwilayah Jabodetabek sekitar 12.000 orang dimana 8.000 diantaranya berada di Ibukota DKI Jakarta,” ujar Harry.
Berdasarkan hasil assesment anak jalanan dari beberapa rumah singgah dan yayasan yang berada di DKI Jakarta  dan Depok menyebutkan dari 736 anak jalanan, 48 % berusia 13 – 16 tahun (hasil survey Januari 2010).





Pemerintah akan secara bertahap melakukan berbagai perubahan strategi dalam memperbaiki program-program penanganan masalah sosial pada anak khususnya anak jalanan, anak terlantar, anak korban eksloitasi dan kasus trafficking.
“Untuk itu peran semua pihak termasuk pelaku usaha, lembaga swadaya masyarakat dan komponen masyarakat yang lain mesti ikut berperan dalam upaya perlindungan anak dan penanganan masalah sosial anak perlu,” ungkapnya.
Acara Kreativitas anak jalanan dirangkai dengan pembuatan gelang persahabatan, menari dan bernyanyi bersama sebagai ungkapan keakraban diantara mereka, selain itu Direktur  Pelayanan Sosial Anak, Harry Hikmat didampingi Kepala PSMP Handayani ikut serta bersama anak – anak jalanan dalam pembuatan gelang persahabatan yang akan dipasangkan kepada mereka yang ikut dalam kegiatan tersebut.
Hadir pada kesempatan acara tersebut, Staf Ahli Mensos Bidang Integrasi Sosial, Sahawiah Abdullah, M.Si, Sekretaris Ditjen Yanrehsos Samsudi, MM, Direktur PRS PACA, Justina Dwi Noviantari, MSW dan beberapa pejabat di lingkungan Kementerian Sosial RI.***(Tira/C-9)


REFERENSI
Ø  Abu Ahmadi, Haji. 2009. Ilmu Sosial Dasar. Rev ed. Cet 5. Jakarta; Rineka Cipta.

Komentar